Kami adalah perempuan-perempuan lajang, usia 30-an ke atas. Kalau ada kompetisi untuk mendapatkan penghargaan lifetime achievement award for being single, kami berhak masuk nominasi – dan salah satu dari kami pasti akan memenangkan penghargaan tersebut – karena kami telah berjasa menghabiskan sebagian besar masa hidup kami sebagai lajang. Tapi kami bukan perempuan jalang.
Di luar dugaan Dinda, ternyata cukup banyak perempuan di luar
Haha. Sebuah komentar berapi-api yang sepertinya keluar dari lubuk hati paling dalam dan pengalaman pribadi. Setelah Nyschka, berturut-turut Rara dan Dedet muncul memberikan komentar dan berbagi sekilas cerita. Sedangkan saya, yang tadinya hanya menjadi penyimak pasif, akhirnya tergoda juga untuk bergabung.
Sebetulnya ada lebih banyak orang yang meramaikan forum tersebut. Kebanyakan dari mereka adalah kaum cowok yang sering melontarkan komentar-komentar iseng. Beberapa bisa dibilang lucu dan beberapa lainnya masuk kategori ‘lucu lo, bangsat!’ Ngerti ‘kan maksudnya?
Agar lebih leluasa curhat dan berbagi masalah yang lebih seru, kami memutuskan untuk membuat milis yang hanya beranggotakan kami berlima. Kami masih tetap aktif berkomentar di forum, tapi hanya sebatas melempar komentar-komentar ringan dan menanggapi cowok-cowok iseng yang berkomentar lucu. Dari milis itulah kami jadi makin akrab dan merasa lebih dekat satu sama lain. Padahal kami belum pernah benar-benar bertemu muka dan kumpul bareng, paling mentok kami ngobrol bareng lewat instant messenger.
Rara. Usia 33 tahun. Penampilan menarik, gayanya asik. Bekerja sebagai Senior Program Manager di sebuah LSM asing di Aceh, dan bergaji belasan juta. Whoa. Bagi Rara, lebih mudah mendapatkan dan berganti-ganti pekerjaan yang bergaji besar dibanding mendapatkan pacar, boro-boro yang bergaji besar, yang kecil pun sulit. Entah dimana salahnya. “Mungkin gue kelihatan pendiam ya, gak banyak omong. Jadi belum apa-apa orang udah takut sama gue, atau ngecap sombong. Padahal gue suka gak PD aja kalo harus ngajak ngobrol duluan, ngajak kenalan duluan.” Begitulah menurut Rara letak kesalahannya.
Dedet. Orang yang paling lucu, cuek, dan santai di antara kami. Padahal usianya paling tua, 35 tahun. Pernah bekerja di sebuah kantor berita asing yang berkantor di
Dan saya. Siapakah saya? Saya sebetulnya bukan orang yang suka ikutan aktif dalam forum-forum diskusi di dunia maya. Saya lebih sering jadi pemantau. Tapi topik yang satu itu benar-benar membuat saya tergoda untuk mendaftarkan diri ke forum agar bisa ikut berkomentar. Waiting4Godot. Itulah nickname yang saya daftarkan dan akhirnya sering muncul dalam forum diskusi tentang perempuan lajang itu. Bagi saya, menunggu datangnya seorang pasangan hidup hampir sama dengan menunggu Godot. Padahal dalam cerita aslinya, Godot tak pernah datang. Begitu pesimisnya saya. Saya benar-benar bisa merasakan apa yang ditulis Dinda dalam pembukaan topiknya. Mungkin karena saya seumuran dengannya, dan sepertinya apa yang dia tulis tak beda jauh dengan apa yang saya alami.
Ya, di antara mereka berempat, Dinda lah yang paling banyak kesamaannya dengan saya. Kami sama-sama berusia 34. Sama-sama pernah mendapat kesempatan melanjutkan sekolah gratis di Inggris, meskipun beda tahun, jurusan sekolah, dan kota. Saat ini Dinda punya kesibukan mengelola galeri seni dan bisnis kerajinannya yang cukup maju di Jogja. Sedangkan saya, setahun terakhir ini saya kembali ke London karena ditugaskan kantor untuk mengikuti semacam pelatihan dan magang di kantor pusatnya. Masih beberapa bulan lagi saya harus tinggal di kota gerimis mengundang ini.
Satu lagi kesamaan kami berdua adalah sama-sama punya kehidupan percintaan yang kacau. Artinya, beberapa tahun belakangan ini kami hanya mengandalkan kedekatan dengan ’stok lama’ tanpa ada kejelasan status hubungan. Tidak jarang kami membuka diri untuk mencari stok baru, tapi selalu gagal karena mereka mundur teratur, meski baru tahap pdkt. Itulah yang membuat kami lagi-lagi kembali ke ’stok lama’ yang tidak jelas itu.
Dan inilah kami. Perempuan-perempuan lajang yang tidak jalang. Apakah kami salah karena kami tak bodoh? Apakah kami salah karena kami terbiasa mandiri? Apakah kami salah karena kami terbilang sukses dalam pekerjaan? Apakah salah kami kalau itu semua membuat banyak laki-laki jadi minder?
Begitulah, dengan semangat keputusasaan (what an oxymoron!!) yang sama, terjalinlah persahabatan di antara kami. Persahabatan yang aneh, karena kami tak pernah kenal sebelumnya dan tak pernah bertemu, bahkan setelah saling kenal. Persahabatan kami hanya didasarkan pada perasaan senasib sepenanggungan dan seperjuangan, yaitu meraih mimpi yang sama: mendapat pasangan hidup yang baik.
7 comments:
yup, being female, single, 30 & above is a hard work. i agree to that!
can't wait to read the next journey of these 5 "unfortunate" women. hope it won't be just another so-called chicklit ;)
whoaaah senangnya ketemu teman senasib.
Ya, success comes with a price. Belum apa2 cowok udah pada mundur teratur begitu tau kita punya segala simbol kesuksesan yang bahkan di kalangan mereka pun tak banyak yang memilikinya. Mungkin Tuhan sedang mengingatkan kita untuk tidak sombong dengan segala yang kita miliki, jadinya kita dikasih satu kekurangan, yaitu sulit mendapatkan pasangan yang baik
agreed!
setuju banget ama lo berdua :)
mmmm ... :)ok....
Please jangan putus asa. Masih banyak kok cowok-cowok diluar sana yang NGGAK CEMEN dan TERINTIMIDASI sama kecerdasan dan kemandirian kalian. Hmm that is rather too politically correct statement, ok lets be honest... akan gue kasih tau sesuatu kenyataan yang gak bisa dibantah lagi:
"
Senjata cewek untuk menaklukan cowok adalah kepasrahan dan ketaklukannya"
hehehe owh cmmonnn Dhi...
do u really believe it?
hey! for the 5 girls :D
i'll join the club hehehe
means... thanks God im not alone!
and adhi... gw gak putus asa
cuma gak percaya cinta aja
itu bukan putus asa hehehe
hi..really enjoying reading your blog. anyway, nearly like you girls, 20s something -nearly30- edukasi lumayan lah (kalo dibandingin sama mayoritas wanita di Indonesia)dapet kesempatan sekolah gratis di luar negeri, and still single.
Jujur jadi single udah ampir 2 taun ini gw asik2 aja sih, dengan banyak kesibukan sih gak kerasa sepi. Kadang emang kepikiran, enak kali ya kalo ada yang bisa sharing segalanya sama orang itu. ato "enak kali ya, kalo ada seseorang yg pantas dipikirin".
Tapi akhirnya balik lagi ke jodoh. well ,track record kehidupan percintaan gua sih cukup berliku dan rumit. gua sekarang sih positive thinking aja, outside there must be a man waiting for me also.
kadang gua suka ledekan juga ma temen gua.." boo, kayaknya buat ejke gampangan cari beasiswa ya daripada cari laki ". tapi itu cuma gurauan aja, suatu saat nanti gue yakin bakal ketemu "the one" itu
Post a Comment